Langsung ke konten utama

PRINSIP PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

 


CREATED: YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd.

Pendidikan yang memerdekakan adalah Pendidikan yang menciptakan kebahagiaan lahir dan batin dimana yang dimaksud adalah peserta didik  bisa mandiri, bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, menyadari hak dan kewajiban.

Seperti pada konsep yang dipaparkan oleh KHD, dimana Konsep pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara yang bermakna bahwa pendidikan seharusnya mengantar anak didik menjadi manusia merdeka, namun tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Inilah yang oleh Ki Hadjar disebut sebagai manusia merdeka yang cakap mengatur hidupnya secara tertib.

Dan konsep KHD sangat selaras dan banyak diterapkan di sekolah sekolah sekarang ini, melalui praktik baik baik. Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan yang memerdekakan, melakukan pembelajaran sesuai dengan bakat minat anak dan memperhatikan potensi yang dimiliki.

Pada proses pembelajaran menerapkan pembelajaran yang memerdekakan tentu ada pergeseran paradigma bahwa sekolah harus memiliki orientasi pelayanan terhadap siswa dan guru harus menghamba pada siswa dalam hal pengajaran di kelas, sehingga tercipta pendidikan dan proses pembelajaran yang memanusiakan manusia dan terwujudnya merdeka belajar.

Hal apa yang dapat saya kembangkan untuk bisa menumbuhkan pendidikan yang memerdekakan di kelas? Kegiatan kegiatan positif yang berdasarkan bakat minat siswa melalui ekstrakurikuler, pembelajaran yang berbasis linkungan, pembelajaran yang menyenangkan melalui ice breaking dan inovasi dalam pembelajaran, pembelajaran berdiferensiasi.

Siswa meraih Pendidikan yang memerdekakan melalui Pendidikan dan pengajaran, murid diberikan kebebasan yang seluas-luasnya sesuai dengan kodrat alam maupun zamannya, tetapi tetap dengan aturan dan kesadaran selaku murid maupun guru.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PGP-ANG2-KAB.GOWA-YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. AKSI NYATA MODUL 3.3 PROGRAM JUMAT CATRIKUL

 https://drive.google.com/file/d/1skm8SyHry0XNjSagLEexLpT1x6NCJc1Y/view?usp=sharing  SOSIALISASI PROGRAM CGP DENGAN REKAN GURU SOSIALISASI PROGRAM DENGAN WAKASEK KESISWAAN SOSIALISASI PROGRAM DENGAN KOORDINATOR ROHIS POSYINGAN PADA MEDIA SOSIAL SEBAGAI BENTUK PENGENALAN  PROGRAM KEPADA MASYARAKAT

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

                            ======= TERIMA KASIH ========

AKSI NYATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

AKSI NYATA MODUL 3.1 OLEH YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. CGP SMAN 13 GOWA KABUPATEN GOWA SULAWESI SELATAN ANGKATAN KE-2   Studi Kasus Ibu Kasmawati adalah Wali Kelas X IPS 2 merupakan rekan  saya di SMAN 13 Gowa, Ibu Kasmawati sudah menjadi wali yang baik untuk anak anaknya, mendampingi, dan mengarahkan anak anaknya selama ini. Tetap di kelas Ibu kasmawati terdapat anak bernama Muhammad Aswar dimana anak ini bisa dikatakan pintar dan rajin, tetapi pada saat akan diadakan kenaikan kelas ternya muhammad Aswar ini banyak nilai tidak masuk dan absensi kehadiran selama pembelajaran Online kurang dan berdasarkan peraturan disekolah bahwa anak anak yang kehadiran belajar dibawah 80% dan Nilai tidak boleh lebih dari tiga mata pelajaran yang tidak tuntas dinyatakan tidak naik kelas. Diketahui latar belakang Muhammad aswar adalah siswa pintar, rajin, dan mau belajar, tetapi setelah ditelusuri bahwa selama ini ternyata dia memiliki Gawai tetapi tidak bisa digunakan untuk belajar online mel...