Cinta adalah ketertarikan yang maha hebat yang tak masuk akal, sepasang jiwa yang mengupayakan kebersamaan saat dimabuk cinta.
Istilah yang baru saya tahu adalah Dopamine dan Serotonin. Ini dia neccch penjelasannya.
Dua nama tersebut adalah hormon di tubuh manusia yang paling menonjol saat jatuh cinta. Saat seseorang jatuh cinta, kadar Dopamine meningkat tajam sehingga membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Sebaliknya, kadar Serotonin menurun sehingga membuat manusia menjadi tidak percaya diri (grogi) atau was-was.
Secara alamiah kadar Dopamine meningkat saat kita melakukan aktivitas yang menyenangkan. Sayangnya, rasa nyaman dari Dopamine ini sungguh adiktif dan kadang membuat manusia bertindak tidak sehat seperti ketagihan internet, nonton TV bahkan berjudi. Inilah alasan mengapa kita merasa ingin selalu berduaan saat sedang jatuh cinta.
Kala Dopamine meningkat, ternyata berefek pada menurunnya kadar hormon Serotonin sehingga perilaku kita cenderung aneh saat bertemu orang yang dicinta; efek yang sama dengan penderita OCD(Obsessive-Compulsive Disorder) sehingga ada ahli menyebut jatuh cinta adalah perilaku obsesif sementara.
Cinta atau Dopamine?
Bila kita merasakan cinta karena kadar Dopamine yang meningkat tajam, maka apakah kita benar-benar jatuh cinta atau hanya sekedar kecanduan hormon dalam tubuh.
Secara logis, cinta bukanlah sebuah perasaan yang tiba-tiba datang dan merasa bahwa dia(orang yang kita suka) adalah 'the one' yang terpilih. Cinta hanyalah hasil perseteruan hormon dalam tubuh yang suatu saat akan berakhir menghilang dan muncul kembali. Oleh karenanya cinta adalah sebuah pilihan untuk kita berkomitmen pada seseorang.
Mungkin inilah jawaban mengapa banyak pasangan yang tak berani untuk menjalin pernikahan dengan alasan takut berhenti mencintai. Tak heran pula jika kita mudah suka dengan seseorang namun sukar bertahan lama untuk menyukainya.
Ohhh gitu yah hehehhe pengetahuan baru dan sangat logis penjelasannya.
http://www.agungcahyadi.com/2013/07/penjelasan-paling-logis-dari-perasaan.html
Istilah yang baru saya tahu adalah Dopamine dan Serotonin. Ini dia neccch penjelasannya.
Dua nama tersebut adalah hormon di tubuh manusia yang paling menonjol saat jatuh cinta. Saat seseorang jatuh cinta, kadar Dopamine meningkat tajam sehingga membuatnya merasa nyaman dan bahagia. Sebaliknya, kadar Serotonin menurun sehingga membuat manusia menjadi tidak percaya diri (grogi) atau was-was.
Secara alamiah kadar Dopamine meningkat saat kita melakukan aktivitas yang menyenangkan. Sayangnya, rasa nyaman dari Dopamine ini sungguh adiktif dan kadang membuat manusia bertindak tidak sehat seperti ketagihan internet, nonton TV bahkan berjudi. Inilah alasan mengapa kita merasa ingin selalu berduaan saat sedang jatuh cinta.
Kala Dopamine meningkat, ternyata berefek pada menurunnya kadar hormon Serotonin sehingga perilaku kita cenderung aneh saat bertemu orang yang dicinta; efek yang sama dengan penderita OCD(Obsessive-Compulsive Disorder) sehingga ada ahli menyebut jatuh cinta adalah perilaku obsesif sementara.
Cinta atau Dopamine?
Bila kita merasakan cinta karena kadar Dopamine yang meningkat tajam, maka apakah kita benar-benar jatuh cinta atau hanya sekedar kecanduan hormon dalam tubuh.
Secara logis, cinta bukanlah sebuah perasaan yang tiba-tiba datang dan merasa bahwa dia(orang yang kita suka) adalah 'the one' yang terpilih. Cinta hanyalah hasil perseteruan hormon dalam tubuh yang suatu saat akan berakhir menghilang dan muncul kembali. Oleh karenanya cinta adalah sebuah pilihan untuk kita berkomitmen pada seseorang.
Mungkin inilah jawaban mengapa banyak pasangan yang tak berani untuk menjalin pernikahan dengan alasan takut berhenti mencintai. Tak heran pula jika kita mudah suka dengan seseorang namun sukar bertahan lama untuk menyukainya.
Ohhh gitu yah hehehhe pengetahuan baru dan sangat logis penjelasannya.
http://www.agungcahyadi.com/2013/07/penjelasan-paling-logis-dari-perasaan.html
Komentar