Langsung ke konten utama

AKSI NYATA PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

AKSI NYATA MODUL 3.1 OLEH YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd.

CGP SMAN 13 GOWA KABUPATEN GOWA

SULAWESI SELATAN

ANGKATAN KE-2



 

Studi Kasus

Ibu Kasmawati adalah Wali Kelas X IPS 2 merupakan rekan  saya di SMAN 13 Gowa, Ibu Kasmawati sudah menjadi wali yang baik untuk anak anaknya, mendampingi, dan mengarahkan anak anaknya selama ini. Tetap di kelas Ibu kasmawati terdapat anak bernama Muhammad Aswar dimana anak ini bisa dikatakan pintar dan rajin, tetapi pada saat akan diadakan kenaikan kelas ternya muhammad Aswar ini banyak nilai tidak masuk dan absensi kehadiran selama pembelajaran Online kurang dan berdasarkan peraturan disekolah bahwa anak anak yang kehadiran belajar dibawah 80% dan Nilai tidak boleh lebih dari tiga mata pelajaran yang tidak tuntas dinyatakan tidak naik kelas. Diketahui latar belakang Muhammad aswar adalah siswa pintar, rajin, dan mau belajar, tetapi setelah ditelusuri bahwa selama ini ternyata dia memiliki Gawai tetapi tidak bisa digunakan untuk belajar online melalui classroom, zoom dan lainnya. Dan selain itu Muhammad Aswar juga harus membantu Orang tuanya diswa karena perekonomian keluaraga Muhammad aswar adalah keluarga yang tidak mampu. Ibu Kasawati sebagai wali kelas mengalami dilema harus mengambil keputusan bagaimana, atau bersikap bagaimna? Karena ketika melihat aturan yang berlaku di sekolah maka Muhammad Aswar tidak naik kelas, tetapi selain itu Ibu Kasmawati Kasihan melihat kondisi dan latar belakang kehidupan Muhammad Aswar ketika dia tidak naik kelas Muhammad Aswar kemungkinan akan putus sekolah, dan akan menghadapi kehidupan yang suram dimasa yang akan datang dan Ibu Kasmawati memilih memberikan waktu untuk Muhammad Aswar untuk memperbaiki nilainya  dengan melengkapi tuas tugas setiap mata pelajaran yang bermasalah atau belum tuntas.




PERISTIWA (FACT)

LATAR BELAKANG AKSI NYATA

Pandemi Covid-19 membawa dampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikaan. Kita sebagai seorang pendidik harus memastikan kegiatan belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan media pembelajaran daring (dalam jaringan) atau lebih dikenal dengan istilah pembelajaran online. Hal ini sesuai dengan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Tugas-tugas peserta didik pun dikumpulkan melalui Whatsapp, Google Classroom, Googleform, Telegram atau aplikasi yang lain yang memudahkan Pendidik dan Peserta didik melakukan proses belajar mengajar. Memberikan pemahaman  tentang covid 19  dan mengawasi pembelajaran daring anak agar hasil yang diperoleh bisa maksimal adalah peran orangtua dirumah. 

Penerapan disiplin pada anak tidak hanya kegiatan rutinitas pagi sesuai dengan jadwal pelajaran, namun Orangtua pun harus memberikan kemandirian kepada anak dalam mengerjakan tugas. Menanamkan nilai-nilai kemandirian dan kejujuran pada anak adalah hal yang sangat berharga dalam pembentukan moral anak. Orang tua mempunyai peran penting dalam pendidikan anak karena sejatinya lingkungan keluarga merupakan faktor terpenting dalam perkembangan anak. Melalui aksi nyata ini saya mengangkat kasus yang dialami rekan

TUJUAN AKSI NYATA

Tujuan dari Aksi Nyata "Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran" adalah untuk mensosialisasikan dan mengaplikasikan materi yang didapat pada program pendidikan guru penggerak yang mana materi ini sangat penting diterapkan kepada rekan-rekan guru sebagai pemimpin pembelajaran dikelas maupun disekolah. 

Pengambilan keputusan yang tepat dari setiap kasus yang dihadapi pendidik tentunya akan membawa dapak positif pada lingkungan sekolah sebagai institusi moral yang dirancang untuk mengajarkan norma-norma sosial. Keputusan-keputusan yang diambil akan merefleksikan nilai-nilai yang dijunjung tinggi karena pendidik adalah teladan bagi murid-murid untuk mewujudkan profil pelajar pancasila. Melalui aksi nyata ini diharapkan setiap kasus dikelas akan dapat diselesaikan melalui 3 paradigma dan 9 langkah pengambilan keputusan sesuai prinsip kepemimpinan Ki Hajar Dewantara.

HASIL AKSI NYATA 

Mendengar permasalahan rekan yang merupakan wali kelas yang merasa bahwa dia mengalami dilema dalam mengambil sebuah keputusan, dengan melakukan coaching. kemudian membahas kasus yang dialami dikelasnya. Berdiskusi bersama-sama menganalisa kasus tersebut. 

Menentukan paradigma dan Prinsip yang terjadi pada kasus tersebut 

keadilan lawan rasa kasihan (Justice Vs Mercy)

Karena dalam paradigma ini ada pilihan antara mengikuti aturan atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan (perlakuan yang sama bagi semua orang) Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan (perlakuan yang sama bagi semua orang) disatu sisi yaitu memberikan waktu untuk Muhammad Aswar untuk memperbaiki nilainya  dengan melengkapi tugas tugas setiap mata pelajaran yang bermasalah atau belum tuntas.

Berpikir berbasis rasa peduli (care base thingking)

Prinsip ini digunakan adalah berpikir rasa peduli, adanya kepedulian terhadap Muhammad Aswar dan memikirkan masa depannya, dan dengan pemikiran tersebuat bahwa , apa yang diharapkan harapkan orang lain lakukan terhadap kita.

9 LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan

Nilai kepedulian dan kedisiplinan

2Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

Ibu Kasmawati (Wali Kelas), Rekan-rekan guru termasuk saya ( guru bidang studi), Muhammad Aswar dan Orangtuanya

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan

Ibu Kasmawati adalah salah satu rekan saya di SMAN 13 Gowa. Dia sedang menghadapi masalah dengan salah satu siswa perwaliannya Kelas X IPS 2 bernama Muhammad Aswar .

Muhammad Aswar adalah Siswa yang pintar dan selama ini memiliki nilai yang tinggi pada saat pembelajaran Luring

Selama pembelajaran daring Muhammad aswar sangat kurang mengumpulkan tugas tugasnya 

Latar Belakang dan Kondisi Muhammad Aswar yang tidak mampu memiliki Gawai yang tidak memadai untuk pembelajaran online, dan harus membantu ayahnya di sawah.

Bu Kasmawati sudah menyampaikan kepada guru-guru tentang kondisi Muhammad Aswar. 

Guru-guru menyerahkan keputusan kepada Ibu Kasmawati sebagai wali kelas.

4. Pengujian benar atau salah

Uji Legal : Tidak ada aspek pelanggaran hukum dalam situasi ini.

Uji Regulasi/Standar Profesional : Ibu Kasmawati tidak melanggar kode etik karena sudah menyampaikan kepada guru-guru yang lain terkait kondisi Muhammad Aswar 

Uji Intuisi : Tindakan yang saya lakukan sejalan dengan nilai-nilai yang saya yakini yaitu Kepedulian kepada Muhammad Aswar agar tidak putus sekolah dan tetap bisa melanjutkan sekolah.

Uji Publikasi : Ibu Kasmawati merasa harus memberikan waktu kepada Muhammad Aswar untuk melengkapi tugas tugasnya  agar Ibu Kasmawati dapat mempertanggungjawabkan kepada murid-murid yang lain yang mengetahui kondisi Muhammad Aswar. 

Uji Panutan/Idola : Yang akan dilakukan oleh panutan saya akan meyakinkan saya untuk bertindak secara tepat, karena Muhammad Aswar bisa saja melakukan hal yang sama dengan tidak melengkapi tugas yang diberikan karena kondisinya yang harus membantu orang tuanya sehingga tidak punya waktu. Dengan cara mendampingi Muhammad Aswar secara tatap muka sehigga yang dilakukan muhammad Aswar bisa maksimal.

5. Pengujian Paradigma Benar Lawan Benar : keadilan lawan rasa kasihan (Justice Vs Mercy)

6. Melakukan Prinsip Resolusi : Berpikir berbasis rasa peduli (care base thingking)

7. Investigasi Opsi Trilema : Untuk menyelesaikan masalah ada solusi agar Muhammad Aswar dapat tetap menjadi bersekolah dengan memanggil orang tuanya kesekolah dan memberikan penjelasan dengan menggunakan komunikasi yang baik agar orang tuanya dapat memahami dan memberikan kesempatan kepada muhammad Aswar untuk fokus bersekolah dengan fokus mengerjakan tugas sekolahnya.

8. Buat Keputusan : Keputusan yang saya ambil adalah memberikan waktu kepada Muhammad Aswar (Rentang waktu 2 Minggu) untuk melengkapi tugas tugas yang belum selesai.

9. Lihat lagi keputusan dan refleksikan

Keputusan memberikan waktu kepada muhammad Aswar untuk melengkapi tugas tugasnya setiap mata pelajaran agar Muhammad Aswar bisa naik kelas dan dapat melanjutkan sekolahnya, mendampingi muhammad Aswar  secara luring dengan kunjungan rumah agar lebih fokus dalam mengerjakan tugas tugasnya  sudah berada pada jalur yang tepat, karena kondisi Muhammad Aswar adalah keluaraga yang tidak mampu. Namun, upaya tersebut perlu pembuktian. Benar, bahwa ada rasa kepedulian yang sangat mendalam terkait kondisi Muhammad Aswar, mendapatkan nilai-nilai lengkap pasti akan menjadi pertanyaan banyak dari murid lain yang sepengetahuannya selama ini jarang  ikut pembelajaran.

Tetapi, dibalik itu ada aturan yang tetap harus ditegakkan, ada puluhan atau bahkan ratusan siswa lain yang mungkin akan bertanya dan  bisa saja mencontoh perilaku muhammad Aswar (tidak aktif ikut pembelajaran online). Jadi pembuktian dengn ujian secara luring dengan kunjungan rumah akan memberikan penilaian secara objektif terhadap tugas tugas yang dikerjakan oleh Muhammad Aswar.

Perasaan (Feelings)

Perasaan saya setelah melakukan aksi nyata adalah senang karena dapat membantu rekan saya (Ibu Kasmawati) dalam mengambil keputusan sebagai wali kelas. Perasaan lega karena bisa mengatasi masalah yang tidak hanya dirasakan Ibu Kasmawati tetapi rekan-rekan guru lain dari Muhammad Aswar. Persaan ini tentunya memotivasi saya untuk selalu sharing kasus dikelas yang bisa diselesaikan secara bersama-sama dengan menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Pembelajaran (Findings)

Pembelajaran yang saya dapatkan dari aksi nyata ini adalah keberhasilan telah mengatasi dilema yang dirasakan rekan saya, keberhasilan meyakinkan Ibu Kasmawati bahwa dia bisa mengambil keputusan dengan tetap menjunjung tinggi Peraturan. Sedangkan kegagalan adalah dalam aksi nyata ini sepatutnya guru-guru lain juga mendukung keputusan Ibu Kasmawati untuk mewujudkan kepedulian.

Penerapan Kedepan (Future)

Melakukan lebih banyak praktek pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran agar lebih cepat dan tepat dalam menghadapi berbagai kasus dikelas maupun disekolah dengan menghasilkan keputusan yang bertanggungjawab. Selain itu sebagai guru. Sebagai seorang guru penggerak harus mengetahui permasalahan yang dialami oleh rekan sejawat, mengetahui kondisi murid-murid yang diajar sebelum mengambil keputusan dalam pemberian nilai.

Diharapkan kedepannya pengambilan keputusan tidak hanya dilakukan oleh 2 orang saja, tapi setiap kasus-kasus dikelas dapat dijadikan bahan diskusi yang bisa dicari jalan keluarnya melalui forum rapat sekolah, sehingga tidak hanya wali kelas yang mengetahui kondisi murid tapi guru-guru lain juga bisa mengetahui agar mengambil keputusan dengan lebih bertanggungjawab.











Komentar

Unknown mengatakan…
Dengan adanya pengambilan keputusan memberikan dampak besar bagi dunia pendidikan Karna dapat memberikan kebijakan dan memberi peluang untuk lebih memperhatikan dan memahami kondisi dan latar belakang yang sebenarnya pada siswa itu sendiri.

Dengan memberikan waktu kepada siswa untuk menuntaskan nilainya yg d karenakan faktor kurang mampu dari segi ekonomi dan fasilitas pembelajaran adalah pengambilan keputusan yg sangat relevan dan bijak. Dengan kata lain bisa memberikan secercah harapan bagi orang tua siswa dan peluang kepada siswa itu sendiri untuk melanjutkan studinya yg lebih tinggi.
Hikmawatisyah mengatakan…
Good job, good idea and good collaboration
Unknown mengatakan…
Terimakasih. ibu, atas pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Postingan populer dari blog ini

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

                            ======= TERIMA KASIH ========

PRINSIP PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

  CREATED: YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. Pendidikan yang memerdekakan adalah Pendidikan yang menciptakan kebahagiaan lahir dan batin dimana yang dimaksud adalah peserta didik   bisa mandiri, bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, menyadari hak dan kewajiban. Seperti pada konsep yang dipaparkan oleh KHD, dimana Konsep pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara yang bermakna bahwa pendidikan seharusnya mengantar anak didik menjadi manusia merdeka, namun tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Inilah yang oleh Ki Hadjar disebut sebagai manusia merdeka yang cakap mengatur hidupnya secara tertib. Dan konsep KHD sangat selaras dan banyak diterapkan di sekolah sekolah sekarang ini, melalui praktik baik baik. Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan yang memerdekak

my Mayyana (Aysha Afiqah Mayyana & Aishwa Afiyah Mayyana)