Langsung ke konten utama

KALAU ANDA PUNYA MASALAH BERBAHAGIALAH

Loh kok berbahagia???
“Bukankah akan lebih berbahagia kalau kita sama sekali tak punya masalah?” Mmmmmm kalau demikian kita salah besar!. Dimana ada kehidupan di situ pasti ada permasalahan. Namun tahukah kita bahwa dibalik permasalahn itu terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju?
. Namun tahukah kita bahwa dibalik permasalahn itu terkandung suatu peluang emas dan kesempatan yang besar untuk maju?
Kematian mungkin merupakan satu stimulus terbesar yang mampu menyentakkan kita. Banyak tokoh-tokoh terkenal meninggal begitu saja. Mereka sedang sibuk memperjual belikan kekuasaan, saling menjegal, berjuang meraih jabatan, dan tiba-tiba saja mereka meninggal . Bayangkan kalo sementara nonton bioskop, pertunjukkan sedang berlangsung seru ketika tiba-tiba listrik padam. Petugas bioskop berkata, “ silahkan anda pulang pertunjukan sudah selesai” Anda protes bahkan ingin menunggu sampaii listriknya hidup kembali. Sipenjaga hanya berkata tegas bahwa “poertunjukan sudah selesai. Listriknya tak akan pernah hidup kembali.” Itulah analogi sederhana dari kematian, kematian kerabat, teman terdekat terkadang menyadarkan kita akan arti hidup, betapa singkatanya hidup ini, betapa seringnya kita meributkan hal-hal sepele dan banyak hal yang kita telah lakukan yang tidak akan kita bawa mati!!!!

Sekelompok orang yang baru saja meninggal mendapatkan diri mereka sedang berdiri antri di depan gerbang akhirat. Sambil menunggu pengadilan Ilahi, mereka mulai menanyai diri mereka sendiri mengenai perilaku mereka di dunia. “Apakah dulu aku menjadi orang tua yang baik?” apakah aku dulu berhasil mencapai sesuatu yang berharga dalam hidupku?” Apakah aku rajin beribadah sepanjang malam?” Apakah aku cukup berderma untuk fakir miskin?” dan ketika akhirnya mereka sampai di gerbang, semua jiwa itu dihadapkan hanya pada satu pertanyaan, “ seberapa besar kamu dulu mengasihi?

Seorang bijak pernah mengatakan, “ketika kamu melihat dirimu tidak berbeda dari orang lain, ketika kamu merasakan apa yang mereka rasakan, lalu siapa yang bisa kamu sakiti?”

Inilah cara menumbuhkan cinta. Kita semua sama, karena itu jangan pernah menilai orang dari penampilan fisiknya. Tubuh bukanlah diri kita yang sebenarnya, tetapi hanya sekedar sangkutan dari jiwa. Jiwa esensi manusia yang sejati.
Merasakan merupakan permulaan dari cinta. Cinta yang sebenarnya haruslah diwujudkan dengan memberikan sesuatu kepada orang lain. Ukuran cinta adalah pemberian, sekecil apapun bentuknya.
“Yang penting bukan seberapa besar kita memberi, tetapi seberapa besar cinta kasih yang kita sertakan dalam perbuatan kita.”

Komentar

daeng faiz mengatakan…
KLIK
VOTE FAIZAN
dan pilih FAIZAN

jangan lupa yah
dukung faizan di anging mammiri awards

Postingan populer dari blog ini

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

                            ======= TERIMA KASIH ========

PRINSIP PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN

  CREATED: YULIANA, S.Si.,S.Pd.,M.Pd. Pendidikan yang memerdekakan adalah Pendidikan yang menciptakan kebahagiaan lahir dan batin dimana yang dimaksud adalah peserta didik   bisa mandiri, bisa berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain, menyadari hak dan kewajiban. Seperti pada konsep yang dipaparkan oleh KHD, dimana Konsep pendidikan yang memerdekakan Ki Hadjar Dewantara yang bermakna bahwa pendidikan seharusnya mengantar anak didik menjadi manusia merdeka, namun tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Inilah yang oleh Ki Hadjar disebut sebagai manusia merdeka yang cakap mengatur hidupnya secara tertib. Dan konsep KHD sangat selaras dan banyak diterapkan di sekolah sekolah sekarang ini, melalui praktik baik baik. Kebijakan-kebijakan pendidikan seperti penentuan kurikulum, akses pendidikan, pendistribusian guru, penentuan anggaran pendidikan, pelibatan masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan sebagainya, sudah sepatutnya berlandaskan pada visi pendidikan yang memerdekak

my Mayyana (Aysha Afiqah Mayyana & Aishwa Afiyah Mayyana)